Kamis, 27 Juni 2013

Story



Because Of You


Frisella Keenanda Giovani

Satria Luhingga

Aresena Leadervand

Reska Holly Giovani

Miranda Holly Giovani



“ga! Ja jangan tinggalin aku” sesaat aku terdiam, perlahan air mataku turun tanpa beban. Aku ingin berteriak, tapi suaraku tercekat dikeronnggakongan. Aku tidak mampu, bahkan untuk menatapnya pergi 


“Hingga, jangan tinggalin Sella” kataku pelan. Muncul diingatanku saat saat bersama Hingga. Saat saat dimana kami tertawa bersama, menangis bersama bahkan saat hubungan kami diujung tanduk. Seketika semua tenagaku lenyap, otot dan sendiku lemas. Aku jatuh terduduk dilorong sekolah yang sepi dan gelap. Kesendirian menyelimutiku. Keringat sisa basket mengucur deras  membasahi pelipis dan leher jenjannggaku. Aku mencoba untuk berdiri dan bangun dari mimpi buruk ini. Aku berjalan gontai menuju tempat parkir. Badanku mulai basah terkena rintik hujan yang datang bersama keheningan sore. Aku menatap langit, aku ingin berbincang dengan Tuhan. Aku ingin bertanya padaNya, apa memang takdirku tidak bersama Hingga? Kalau memang begini, kuatkanlah aku Tuhan. Aku pun segera memacu motor maticku menembus derasnya hujan.

“ya ampun Sella, kamu kehujanan? Buruan mandi gih, terus habis itu minum teh anget ya nanti mamah buatin” kata mamah seraya mengusap rambutku pelan. Tanpa menanggapi perkataan mamah, aku langsung naik ke kamar dan mengisi air di bathtub.

“huft, hari yang melelahkan” kataku sebelum menenggelamkan kepala kedalam bathtub. Dikira sudah cukup untuk berendam, aku pun bannggakit mengambil handuk dan berjalan keluar kamar mandi yang menjadi satu dengan kamarku

“dek, kok belum Selesai mandinya? Tehnya keburu dingin nih” seru mamah dari balik pintu kamar

“bentar mah, ini lagi pake baju. Nanti kalo udah, Sella turun”

“ya udah, mamah tinggal ke rumah tante meli ya? Mau ngurusin PKK nih. Tau sendiri kan, minggu depan ada lomba PKK antar kompleks” suara mamah mulai terdengar samar samar pertanda mamah sudah mulai menjauh dari kamarku

cklek

aku membuka pintu kamar dan berjalan menuju ruang tv. Aku melihat kakak perempuanku sedang asik membaca majalah sambil mendengarkan musik kesukaannya, kpop.

“Sel, besok temenin kakak ke mall ya? Ada acara korea gitu deh, mau ya?”

“iya kak”

“ oh iya, kapan kamu tanding basket lagi? Aku denger SMA kita mau ngelawan SMA nya Eska ya?”

“besok jumat mir” jawab kak Eska, kakak laki lakiku sekaligus saudara kembar kak Miranda

“elo main ka?” tanya kak Miranda

“iyalah, gue aja kaptennya. Gue bakal habisin si Hingga” jawan kak Eska seraya duduk disamping kak Miranda

“elo juga maen kan Sel?”

“iya kak, kira kira setelah kakak ngelawan SMA ku”

“berjuang ya Sel, jangan malu maluin gue”

“aku naik dulu ya kak”

akupun memutuskan untuk kembali lagi ke kamar. Kurebahkan tubuhku keatas kasur. Kupandangi foto foto kecil yang tertapa rapi dibinnggakai itu. Ini hadiah ulang tahunku yang ke 17 dari Hingga. Foto foto saat aku bermain basket, foto foto dirinya sedang bermain basket dan foto foto kami sedang bermain basket. Mengingat itu semua, aku merasakan sesak yang teramat didadaku

Kupejamkan mata dan berharap ketika bangun, ini semua hanya mimpi. Mimpi buruk yang tidak aku inginkan.

Skip

“Sell, entar latihan kan?”

“iya, latihannya dimajuin. Jadi jam 2”

“sebentar lagi dong?”

“eh, iya” aku baru sadar kalo jam ditanganku menunjukan pukul 13:50

“ya udah kamu ganti baju dulu, entar yang laen biar aku yang kabarin” lanjutku. Aku sadar sebagai kapten basket putri aku harus bertanggung jawab terhadap anggotaku

“oh ya udah. Aku duluan ya Sel” jawab hani

aku pun bergegas menuju lantai atas, dimana kelas mayoritas anak basket berada.

“do, latiannya jam 2 ganti baju gih. yohana sama keren kemana?” tanyaku saat sudah sampai dikelas 11 IA4

“kok Hingga nggak ngomong ke gue sih? Yohana sama keren lagi makan dikantin tuh”

“ya udah makasih”

brukk

“arggh” pekikku

“so sory Sel”

“iya nggak papa. maaf gue buru buru” seper sekian detik kemudian aku baru sadar kalau yang menabrakku tadi adalah Hingga. Sesaat aku terdiam, lalu berlari menuju kantin dan mengumpulkan semua anggota basket SMA HEPHAISTOS kelas 11.

Skip

“okke semuanya udah kumpulkan? Hari ini kita mau gladi bersih buat pertandingan besok jumat. Apa kalian siap” tanya Hingga sebagai ketua ekskul basket inti dengan penuh semangat

“siaaaaappp” jawab ke 11 anggota basket inti lainnya

“okke, untuk memanfaatkan waktu dan tenaga kita akan bertanding sistim campuran.  Jadi kita bagi, 3 cowok dan 3 cewek dalam satu tim. pembagian melalui sistim undian, yang dapet no ganjil ikut kelompok gue. Dan yang dapet annggaka genap ikut kelompoknya edo. Mengerti?”

“siap mengerti”

“dapet annggaka berapa elo Sel?”

“7, elo?” tanyaku pada keren

“4 nih, satu kelompok sama Hingga dong elo”

“okke, sudah dapet undian semua kan? Sekarang kita rekap. Yang dapet no 3,5,7,9 sama 11 berdiri disamping gue” perintah Hingga

aku pun mengikuti perintahnya tanpa ada beban apapun

“kok kapten satu kelompok sama kapten sih, nggak adil ah” seru keren dan wenda kompak

“ya udah gue ganti no 6 aja” usulku

“nggak usah Sel” cegah Hingga

“ ini kan sisitim undian, so kita nggak bisa milih mau masuk kelompok mana kan” jawab Hingga bijaksana

wenda dan keren pun bunnggakam, akhirnya kami memulai pertandingan galadi bersih sore itu

“Sel, oper! Gue kosong” Hingga meminta bola

akupun langsung mengoper bola ke Hingga dan akhirnya Hingga pun mencetak point. Saking senangnya dia memelukku erat

“ehem!” semua anak berdeham dan menatap cemburu kearah kami. Munnggakin mereka belum tau kalo hubungan kami sudah berakhir

“ga, aku pengen kayak gini terus. Aku pengen kamu meluk aku se erat dan se hangat ini. Jangan pernah lepasin pelukan kamu ini ga. Jangan pernah tinggalin aku” aku memeluk erat Hingga dan menghirup aroma tubuhnya. Aku takut  tidak bisa memeluk Hingga se erat ini dan tidak bisa lagi menghirup aroma tubuhnya yang sangat kusukai . Saat aku sedang menikmati sentuhan tangan Hingga dipinggannggaku tiba tiba dia melepasnya

“ eh sory Sel, aku kelepasan. Maaf ya”

eh sory juga” aku pun berjalan mejauh darinya membuat jarak kami cukup jauh dari semula

“eh, udah jam 5. Latihannya Selesai sampe disini. Jaga stamina, banyakin minum sama istirahat yang cukup ya” seru Hingga dengan senyum menghias wajahnya.

Aku pun mengambil botol minum dari dalam tasku dan bergegas pulang

“ga, ini minumnya” kata seseorang yang berada tidak jauh dariku.

“makasih din”

“kayak suara Hingga ?” tanyaku dalam hati dan langsung menoleh ke arah belakang. Aku melihat Hingga sedang menenggak sebotol air mineral yang diberikan oleh ... Dinda. Dinda? Sejak kapan Hingga deket sama dinda, huft belum juga 1 minggu kita putus dia udah deket sama dinda. Ugh, ada apa denganku? Bukankah itu hak nya. Tapi apa semudah itu kamu ngelupain aku ga?

Tidak mau melihat hal yang lebih menyakitkan lagi, aku pun memutuskan untuk pulang.

“eh Sel, pulang bareng yuk” ajak dinda tibatiba

“emm.. Sorry, aku..”

“iya Sel, bareng kita aja” dengan menyela tanpa perasaan tibatiba Hingga datang mendekat seraya merannggakul dinda

“emm nggak ah” kubalikkan badan dengan menahan air mata.

“Aah Hingga benarbenar berniat menyakitiku” Sambil terus menyeka air mata, aku berlari kecil tanpa memperhatikan jalan dan tiba tiba aku merasakan benturan yang cukup keras. Aku pun jatuh terduduk

“argh” pekikku

“loe nggak papa Sel?” tanya seseorang yang kutabrak tadi

Bersambung !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar