Because Of You
Frisella Keenanda
Giovani
Satria Luhingga
Aresena
Leadervand
Reska Holly Giovani
Miranda Holly Giovani
“ga! Ja jangan tinggalin aku” sesaat aku terdiam, perlahan air
mataku turun tanpa beban. Aku ingin berteriak, tapi suaraku tercekat dikeronnggakongan.
Aku tidak mampu, bahkan untuk menatapnya pergi
“Hingga, jangan tinggalin Sella” kataku pelan. Muncul diingatanku
saat saat bersama Hingga. Saat saat dimana kami tertawa bersama, menangis
bersama bahkan saat hubungan kami diujung tanduk. Seketika semua tenagaku
lenyap, otot dan sendiku lemas. Aku jatuh terduduk dilorong sekolah yang sepi
dan gelap. Kesendirian menyelimutiku. Keringat sisa basket mengucur deras membasahi pelipis dan leher jenjannggaku. Aku
mencoba untuk berdiri dan bangun dari mimpi buruk ini. Aku berjalan gontai
menuju tempat parkir. Badanku mulai basah terkena rintik hujan yang datang
bersama keheningan sore. Aku menatap langit, aku ingin berbincang dengan Tuhan.
Aku ingin bertanya padaNya, apa memang takdirku tidak bersama Hingga? Kalau
memang begini, kuatkanlah aku Tuhan. Aku pun segera memacu motor maticku
menembus derasnya hujan.
“ya ampun Sella, kamu kehujanan? Buruan mandi gih, terus habis itu
minum teh anget ya nanti mamah buatin” kata mamah seraya mengusap rambutku
pelan. Tanpa menanggapi perkataan mamah, aku langsung naik ke kamar dan mengisi
air di bathtub.
“huft, hari yang melelahkan” kataku sebelum menenggelamkan kepala
kedalam bathtub. Dikira sudah cukup untuk berendam, aku pun bannggakit
mengambil handuk dan berjalan keluar kamar mandi yang menjadi satu dengan
kamarku
“dek, kok belum Selesai mandinya? Tehnya keburu dingin nih” seru
mamah dari balik pintu kamar
“bentar mah, ini lagi pake baju. Nanti kalo udah, Sella turun”
“ya udah, mamah tinggal ke rumah tante meli ya? Mau ngurusin PKK
nih. Tau sendiri kan, minggu depan ada lomba PKK antar kompleks” suara mamah
mulai terdengar samar samar pertanda mamah sudah mulai menjauh dari kamarku
cklek
aku membuka pintu kamar dan berjalan menuju ruang tv. Aku melihat
kakak perempuanku sedang asik membaca majalah sambil mendengarkan musik
kesukaannya, kpop.
“Sel, besok temenin kakak ke mall ya? Ada acara korea gitu deh,
mau ya?”
“iya kak”
“ oh iya, kapan kamu tanding basket lagi? Aku denger SMA kita mau
ngelawan SMA nya Eska ya?”
“besok jumat mir” jawab kak Eska, kakak laki lakiku sekaligus
saudara kembar kak Miranda
“elo main ka?” tanya kak Miranda
“iyalah, gue aja kaptennya. Gue bakal habisin si Hingga” jawan kak
Eska seraya duduk disamping kak Miranda
“elo juga maen kan Sel?”
“iya kak, kira kira setelah kakak ngelawan SMA ku”
“berjuang ya Sel, jangan malu maluin gue”
“aku naik dulu ya kak”
akupun memutuskan untuk kembali lagi ke kamar. Kurebahkan tubuhku
keatas kasur. Kupandangi foto foto kecil yang tertapa rapi dibinnggakai itu.
Ini hadiah ulang tahunku yang ke 17 dari Hingga. Foto foto saat aku bermain
basket, foto foto dirinya sedang bermain basket dan foto foto kami sedang
bermain basket. Mengingat itu semua, aku merasakan sesak yang teramat didadaku
Kupejamkan mata dan berharap ketika bangun, ini semua hanya mimpi.
Mimpi buruk yang tidak aku inginkan.
Skip
“Sell, entar latihan kan?”
“iya, latihannya dimajuin. Jadi jam 2”
“sebentar lagi dong?”
“eh, iya” aku baru sadar kalo jam ditanganku menunjukan pukul
13:50
“ya udah kamu ganti baju dulu, entar yang laen biar aku yang
kabarin” lanjutku. Aku sadar sebagai kapten basket putri aku harus bertanggung
jawab terhadap anggotaku
“oh ya udah. Aku duluan ya Sel” jawab hani
aku pun bergegas menuju lantai atas, dimana kelas mayoritas anak
basket berada.
“do, latiannya jam 2 ganti baju gih. yohana sama keren kemana?”
tanyaku saat sudah sampai dikelas 11 IA4
“kok Hingga nggak ngomong ke gue sih? Yohana sama keren lagi makan
dikantin tuh”
“ya udah makasih”
brukk
“arggh” pekikku
“so sory Sel”
“iya nggak papa. maaf gue buru buru” seper sekian detik kemudian
aku baru sadar kalau yang menabrakku tadi adalah Hingga. Sesaat aku terdiam,
lalu berlari menuju kantin dan mengumpulkan semua anggota basket SMA HEPHAISTOS
kelas 11.
Skip
“okke semuanya udah kumpulkan? Hari ini kita mau gladi bersih buat
pertandingan besok jumat. Apa kalian siap” tanya Hingga sebagai ketua ekskul
basket inti dengan penuh semangat
“siaaaaappp” jawab ke 11 anggota basket inti lainnya
“okke, untuk memanfaatkan waktu dan tenaga kita akan bertanding
sistim campuran. Jadi kita bagi, 3 cowok
dan 3 cewek dalam satu tim. pembagian melalui sistim undian, yang dapet no
ganjil ikut kelompok gue. Dan yang dapet annggaka genap ikut kelompoknya edo.
Mengerti?”
“siap mengerti”
“dapet annggaka berapa elo Sel?”
“7, elo?” tanyaku pada keren
“4 nih, satu kelompok sama Hingga dong elo”
“okke, sudah dapet undian semua kan? Sekarang kita rekap. Yang
dapet no 3,5,7,9 sama 11 berdiri disamping gue” perintah Hingga
aku pun mengikuti perintahnya tanpa ada beban apapun
“kok kapten satu kelompok sama kapten sih, nggak adil ah” seru
keren dan wenda kompak
“ya udah gue ganti no 6 aja” usulku
“nggak usah Sel” cegah Hingga
“ ini kan sisitim undian, so kita nggak bisa milih mau masuk
kelompok mana kan” jawab Hingga bijaksana
wenda dan keren pun bunnggakam, akhirnya kami memulai pertandingan
galadi bersih sore itu
“Sel, oper! Gue kosong” Hingga meminta bola
akupun langsung mengoper bola ke Hingga dan akhirnya Hingga pun
mencetak point. Saking senangnya dia memelukku erat
“ehem!” semua anak berdeham dan menatap cemburu kearah kami. Munnggakin
mereka belum tau kalo hubungan kami sudah berakhir
“ga, aku pengen kayak gini terus. Aku pengen kamu meluk aku se
erat dan se hangat ini. Jangan pernah lepasin pelukan kamu ini ga. Jangan
pernah tinggalin aku” aku memeluk erat Hingga dan menghirup aroma tubuhnya. Aku
takut tidak bisa memeluk Hingga se erat
ini dan tidak bisa lagi menghirup aroma tubuhnya yang sangat kusukai . Saat aku
sedang menikmati sentuhan tangan Hingga dipinggannggaku tiba tiba dia
melepasnya
“ eh sory Sel, aku kelepasan. Maaf ya”
eh sory juga” aku pun berjalan mejauh darinya membuat jarak kami
cukup jauh dari semula
“eh, udah jam 5. Latihannya Selesai sampe disini. Jaga stamina,
banyakin minum sama istirahat yang cukup ya” seru Hingga dengan senyum menghias
wajahnya.
Aku pun mengambil botol minum dari dalam tasku dan bergegas pulang
“ga, ini minumnya” kata seseorang yang berada tidak jauh dariku.
“makasih din”
“kayak suara Hingga ?” tanyaku dalam hati dan langsung menoleh ke
arah belakang. Aku melihat Hingga sedang menenggak sebotol air mineral yang
diberikan oleh ... Dinda. Dinda? Sejak kapan Hingga deket sama dinda, huft
belum juga 1 minggu kita putus dia udah deket sama dinda. Ugh, ada apa
denganku? Bukankah itu hak nya. Tapi apa semudah itu kamu ngelupain aku ga?
Tidak mau melihat hal yang lebih menyakitkan lagi, aku pun
memutuskan untuk pulang.
“eh Sel, pulang bareng yuk” ajak dinda tibatiba
“emm.. Sorry, aku..”
“iya Sel, bareng kita aja” dengan menyela tanpa perasaan tibatiba Hingga
datang mendekat seraya merannggakul dinda
“emm nggak ah” kubalikkan badan dengan menahan air mata.
“Aah Hingga benarbenar berniat menyakitiku” Sambil terus menyeka
air mata, aku berlari kecil tanpa memperhatikan jalan dan tiba tiba aku
merasakan benturan yang cukup keras. Aku pun jatuh terduduk
“argh” pekikku
“loe nggak papa Sel?” tanya seseorang yang kutabrak tadi
Bersambung !!