Complicated love
By : dhl
Genre : romance
Status : bersambung
‘makasih yaaa del'
'iyaah, makasih juga ya tan, nggre'
aku pun berjalan memasuki jalan kompleks. Hujan yang baru
saja reda meninggalkan aroma tanah dan air yang melekat diaspal.
'del! Della!' terdengar suara dari arah belakang
'ya?' aku pun mencari sumber suara itu
' huh, huh huft. Jalannya cepet banget sih?' jawabnya
terengah engah dan masih mengatur nafas
'eh? Haha sory deh. Ada apa?'
' eum, anu. Ka kamu baru aja pulang?'
' iyalah. Kamu baru aja mandi ya? Haha'
' eh kok tau' jwabnya denga muka polos
'tuh, rambutnya basah. Terus, emh badan kamu juga wangi'
kataku seraya mencium aroma tubuhnya
' eheheheh, eum mau pulang kan. Yuk, aku temenin. Sini helm
nya aku bawain'
'eh nggak usah, aku bisa bawa sendiri kok :3'
'sini in ah' dia merebut paksa helmku
'iya deh'
'del?'
' ya?'
' ka kamu nanti malem ada acara ?'
'nggak, kenapa?'
'nanti aku tunggu di taman belakang jam 7 ya? Pokonya aku
tungguin sampe kamu dateng'
' lah?'
'aku tunggu ya! Dadah'
skip
rudhy pov
'dy kamu dimana?' serunya yang baru saja datang ' huft
setelah aku tunggu 1 jam akhirnya dia dateng juga, lega deh dia masih mau
ketemu sama aku'
'dihati kamu' aku pun mendekat dan berdiri tepat dibalakang nya
'eh pd deh' dia membalikan badannya dan mendapatiku dengan
muka gugup 'mungkin?'
dia berjalan membelakangiku dan seakan mengajaku untuk
mengikutinya. Akhirnya kamipun tiba disebuah bukit kecil tanpa ada pohon yang
menutupi langit.
'tin?' tanyaku
'ya?'
buuuk
saat berjalan mendekatiku di tersandung oleh batu dan
akhirnya jatuh
'argh' pekikku saat tubuhnya
tepat menindih tubuhku. Sesaat kami hanya terdiam
'ya ampun, kalo diliat dari deket, matanya bagus banget.
Bibirnya, errr ingin sekali aku mencium bibir merahnya itu' kataku dalam hati
'eh so sory dy' katanya terbata
'eung, eng enggak papa' jawabku gugup
diapun bangun dan memposisikan tubuhnya disampingku. Yup, dia
tidur dilenganku 'aaaaaa, aku tidak percaya ini. Apa ini mimpi? Tuhan, apa dia
juga menyukaiku? Semoga'
'langitnya indah' katanya pelan
'i iya' jawabku dusta. Aku tidak sempat melihat langit yang
katanya indah, kenapa harus melihat langit kalau sesuatu yang lebih indah
justru ada disampingku. Tidur dilenganku
'dy maaf ya tadi aku telat'
'oh, yang penting kamu dateng'
degg. Dia menatapku. Jarak wajah kami sangat dekat, dan aku
bingung harus bagaimana. Jujur ini adalah pertama kalinya aku sedekat ini
dengan seorang perempuan. Ya walaupun, aku dan dia sudah seperti saudara
sendiri tetapi aku merasakan gugup yang teramat sangat. Terlebih saat ini dia
sedang tersenyum manis kepadaku.
'pulang yuk. Udah jam 9 nih, nanti dicariin loh' katanya
seraya bangkit dari tidurnya
'eh iya'
rudy end
della pov
saat perjalanan pulang kami hanya terdiam, Sibuk dengan pikiran
masing masing.
Sedetik kemudian kurasakan tangannya menyentuh tanganku dan
diapun menggandeng tanganku. Saat ku tatap dia, dia hanya tersenyum lurus.
Melihat tingkahnya yang seperti ini, aku hanya bisa tersenyum geli.
'del?' katanya saat kami sudah samapai didepan rmh
hem?'
'ma makasih ya.'
'buat?'
'udah mau dateng'
'itu kan udah janji' jawabku sambil tersenyum semanis mungkin
della pov end
rudhy pov
aku memposisikan tubuhnya berhadapan denganku dengan tangan
yang bergetar. Dan diapun dengan muka innocentnya menurutiku tanpa ada
perlawanan apapun. Dia menatapku dengan pandangan seolah olah berntanya
'kenapa?', ' ada apa?' dan sebagainya
' a aku. Aku sayang sama kamu. Wa walaupun ki kita udah
temenan sejak kecil, dan mungkin kamu nganggep aku udah kayak saudara kamu
sendiri. Tapi, aku punya rasa lebih sama kamu, a ak aku sayang sama kamu. Wa
walaupun ju juga kamu udah punya pacar'
mendengar aku mengatakan hal itu, dia hanya terdiam dengan
muka bingung. Sesaat kemudian dia tersenyum. Dan dengan gerakan cepat dia
mencium pipiku dan langsung berlari menuju rumahnya
'eh? Apa di dia mencium pipiku? Tuhan, apa ini mimpi? Aku
mohon semoga ini bukan mimpi' aku mengelus pipiku lembut dan mencubit lenganku
kemudian
'auu. Sakit. Berarti ini bukan mimpi' kataku dalam hati
' yeeee!!' seruku dengan sedikit berteriak
' ssstt, udah malem jangan teriak teriak! Ngapain kamu
disitu? Ayo pulang!' kata mamahku yang tiba tiba muncul dari balik pintu rumah
tante rosa yang tepat berada disamping rumah della
' se sejak kapan mamah disitu?' tanyaku kaget
'sejak kapan apa? Uda dari tadi, mamah tadi arisan di tempat
tante rosa, eh keterusan nge gosip deh' mamah menjawab sekenanya. Aku pun
mengikuti langkah mamah yang sudah berjalan
setelah mengecek keperluan sekolah, akupun berbaring dikasur.
'lalu, apa jawaban dela? Apa dia nerima aku? Apa kita sudah
resmi pacaran? Eum, lebih baik gue sms aja' kataku dan langsung meraih hp yang
ada ditepi kasur. Setelah mengetik serangkaian kalimat, aku mengurungkan niat
untuk mengirim pesan itu. Dengan perasaan yang campur aduk, kupejamkan mata dan memutuskan untuk tidur
skip
rintik hujan dan dinginnya udara membangunkanku. Kutatap
jendela disamping meja belajarku, dan pikiranku pun melayang.
'dia nerima cintaku apa nggak ya? Huft, setelah sekian lama
aku mendem perasaan ini, akhirnya aku ungkapin juga. Tapi, dia beneran nggak
punya pacarkan? Terus vandi anak kelas 11 itu siapanya dia? Huhhh!!!'
'dy! Bangun, sekolah kan?' suara mamah membuyarkan lamunanku
'iya mah' aku pun menyambar handuk dan langsung meluncur ke
kamar mandi.
setelah mandi, ku tatap badan kerempeng dan dada rataku
'heh, mana mungkin gue bisa menang dari kak vandi? Badannya
kan bagus, walaupun keliatan kurus tapi dadanya bidang. Beda banget sama gue,
udah kurus badan gue putih pucet lagi. Gerrr, tapi della kan suka cowok kurus'
seulas senyum mengembang dibibirku. Aku pun mengenakan sragam dan menyemprotkan
parfum CK kesukaanku.
' mah, aku berangkat' kataku sambil mencium tangan mamah dan
bergegas pergi
' naek apa? Nggak bareng ayah?'
' naek bis aja mah, sekalian refreshing' jawabku sedikit
berteriak karena aku sudah berada diluar rumah sekarang
'dy?Mau bareng? Bareng aja yuk' kata salsa yang tiba tiba
muncul dengan motor matic nya
nggak usah sal, sekolah kita kan jauh. Entar elo telat lagi'
'halah, ini kan masih pagi. Lagian dari pada kamu capek capek
naek bis. Entar sampe sekolah kamu udah kucel, entar ganteng nya ilang'
'eh?'
' udah buru gih' salsa menarik paksa tanganku
' kamu didepan ya dy?'
'elo tuh ye, ya udah ayoklah'
rudy pov end
della pov
'maah, aku berangkat ya'
'hati hati ya' seru mamah dari dalam dapur.
saat membuka gerbang, aku melihat rudy bersama salsa. Saat
Salsa menarik tangan rudy, rasa cemburu menjalari hatiku
'huuft' aku menghela nafas panjang
skip
'hay del' rudy menyapaku dengan senyum khas miliknya
'hey? Kamu kenapa? Kok diem aja? Aku ganggu kamu ya?'
lanjutnya
'eng enggak kok' jawabku singkat
'del, sholat yuk' intan menyelamatkanku dari rudy
'huft, thanks God! Aku lagi nggak mau ngomong sama dia, ini
semua gara gara masalah tadi pagi yang bikin hatiku nggak karuan'
'iya, bentar. Tunggu ya'
'aku sholat dulu ya, kamu mau sholat?' kataku kepada intan
dan kemudian aku meminta izin ke rudy
'a aku? I iya. Entar aku nyusul'
'tuh kan, dia selalu kayak gitu. Dari kecil belum berubah
berubah, Masih aja susah disuruh sholat' kataku dalam hati
della pov end
skip
rudy pov
'del, keluar bentar.
Aku mau ngomong sama kamu' kata vandi dari depan pintu kelas
'ngapain sih kak vandi nyari nyari della. Apa bener kalo
della itu pacarnya kak vandu? Btw sejak kapan kakak kelas manggil adek kelas
aku kamu? Della juga, kenapa manggilnya aku kamu? Huaaaa, dell pliss jangan
bikin aku kayak gini. Aku itu sayang banget sama kamu! Apa kamu tega bikin aku
sakit kayak gini' kataku dalam hati sambil terus menatap semua pergerakan vandi
dengan pandangan iri.
Della pove end
Skip
rudy pov
'dy, anterin kue ini kerumah tante sukma ya?'
'tante sukma, mamahnya della?'
' iya lah, siapa lagi. Udah buruan gih, entar keburu hujan'
'yes!! Makasih mamah, aku berangkat dulu ya' aku pun
menyambar piring beserta kue dan langsung melesat menuju rumah della
'akhirnya ada juga kesempatan gue kerumah della. Della, i'm
coming'
'assalamualaikum' seruku setelah sampai didepan gerbang rumah
della
'eeittss, motor siapa nih? Kayak kenal deh'
'eh kamu dy, ada apa?' tanya della
' i ini, ada titipan kue dari mamah'
' wo, makasih. Masuk dulu dy' kata della sambil menggandeng
lenganku. Merasakan tangan della dilenganku, hatiku berdetak lebih cepat dari
biasanya. Rasa senang sudah tidak bisa kubendung lagi, ingin rasanya aku
berteriak saat itu juga. Tapi, semua kebahagian itu lenyap saat aku melihat
sesosok lelaki yang sudah kukenal sedang duduk diruang tamu della
' eh elo dy'
'i iya kak'
' van, aku naruh ini dulu baru aku ganti baju ya?' della
meminta persetujuan kak vandy
'eh biar aku aja yang naruh kue nya. Kamu ganti baju sana,
kasihan kak vandy udah nunggu'
' beneran? Makasih dy. Taruh di freezer biasa ya'
'hm' jawabku sekenanya
setelah meletakan kue titipan mamah, akupun pamit pulang.
Tapi saat aku ingin pergi kak vandy melarangku
' eh gue mau ngomong sama kamu bentar'